Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat/Bab 2
Pesan yang dapat dimaknai pada sajak itu adalah tentang penderitaan kehidupan petani di kampung yang banyak didera penderitaan karena sutitnya penghidupan. Setiap hari menggarap tanah dan sawah, namun hasil yang mereka harapkan tidak sesuai dengan kebutuhan hidup yang harus ditutupi, kegagalan panen, apalagi dibandingkan dengan usaha kerja keras yang telah dilakukan, menambah penderitaan bagi petani. Rusli akan menggunakan kepiawaiannya merangkai rasa dalam kata untuk menyatakan apa pun yang ia rasakan. Ia berusaha merekam suasana kehidupan, jiwanya jadi resah, dan ia tidak kuasa melepaskan keresahaan itu, Rusli jadi terperangkap oleh keresahan jiwanya sendiri. Keresahan itu dinyatakan lewat simbol-simbol yang kebanyakan mengambil referensi dari alam, seperti ditemui dalam puisi “Kuundang Gerimis”. Keresahan Rusli merupakan sebentuk keresahan yang bertolak dari alam. AI mesti difungsikan oleh media sebagai sarana meningkatkan kualitas dan kuantitas konten yang diproduksi, sembari memastikan awak dan jurnalisnya memiliki kelapangan dalam membangun potensi diri dan media tempat bernaungnya dengan menggunakan AI tersebut. Puist-puisi Rusli Marzuki Saria sarat pula dengan budaya Minangkabau, suku bangsa tempat ia lahir, dibesarkan, dan yang memperkaya sepanjang perjalanan hidup penyair gaek itu. Penderitaan yang ditimbulkan oleh perang terscbut menjadi rekaman dalam ingatan Rusli Marzuki Saria yang dilahirkannya kembali melalui sajak-sajaknya yang bernada kepiluan.
Kampung halaman yang sangat dicintai, namun juga harus ditinggalkan, dan suatu saat kelak akan dikunjungi kembali karena kerinduan terhadapnya yang tidak pernah bisa dihapuskan dari perasaan. Kaba Sabal Nan Aluih sebagai karya sastra yang hidup dalam tradisi pelisanan di Minangkabau mengisahkan keutamaan sosok perempuan bernama Sabai Nan Aluih. Mangkutak” berisi nukilan Kaba Sabai Nan Aluih yang dicantumkannya sebagai catatan kaki. Ramai-ramai Cari Koin yang Disebar di Singapura, Senilai Rp 11,9 M! Koin sebanyak 1,1 juta tersebut kini nilainya sudah sangat besar, namun tak pernah dipakai ataupun ditransfer ke dompet digital lain. Tulisannya ketika itu hanya sebatas coretan di buku tulisnya sendiri, namun publikasi sajaknya baru dimulai ketika ia sudah menjadi siswa SMA (Sore) Sandyakala di Bukittinggi. Media sudah saatnya segera menyusun strategi untuk mengoptimalkan teknologi AI pada sejumlah lini kerja-kerja mereka, tanpa mengorbankan integritas jurnalistik, apalagi menggantikan manusia hanya dengan alasan efisiensi dan produktifitas. Jakarta - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) ternyata menghadirkan berbagai dinamika dan problematika yang kompleks di sejumlah sektor usaha dan profesi, termasuk bagi industri media. Rusti menyampaikan sajaknya dengan lembut dan sering dengan kesedihan, bukan dengan emosi yang meluap-luap.
Menghayati hakikat kehidupan sebagai petani yang menggarap sawah setiap hari merupakan suatu romantika kehidupan yang indah dan mengundang kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat di desa. Tepat sekali apabila Rusli Marzuki Saria menggunakan diksi tali-tali (dawai) rebab sebagai metafora, yakni alat yang dapat mengiris jantung para petani dan yang membuat mereka semakin merasa perih. Petani tidak bisa lagi menjalankan kehidupan dengan tenang seperti sedia kala, “kedamaian selalu diimpikan”, akibat hidup semakin menderita. Laki-laki yang selalu tampil bersahaja itu menyampaikan sajak-sajaknya dengan nada tenang dan bersahaja pula. Rusli pun menulis puisinya dengan gaya syair sambil mengisahkan epos dan legenda rakyat Minangkabau, seperti puisi yang berjudul “Puli Bunga Karang”, “Mangkutak”, dan “Sajak-Sayak Parewa”. Rusli Marzuki Saria sebetulnya telah mulai menulis sajak semenjak masih duduk di bangku kelas V SD. Pada puisi berjudul “Yang Rindu”, Rusli masih memakai metafora alam. Beberapa tema yang menonjol pada puisi Rusli Marzuki Saria adalah potret alam, gejolak PDRI, keresahan, napas keagamaan, kritik sosial, dan puisi lirik romantik.
Perjalanan dan pengalaman hidup yang banyak dan panjang dari perantau itu merupakan sumber cerita yang tidak akan pernah habis meskipun telah diceritakan berkali-kali. AI menawarkan ragam manfaat berupa efisiensi dan kreativitas dalam banyak hal, namun juga memberikan tantangan teknis dan etis tersendiri dalam industri media dan kerja jurnalis. Kisah perantau tua yang menghabiskan masa hidupnya di rantau digambarkan melalui pemandangan indah di Danau Maninjau: kelok jalan yang banyak sekali, awan biru, air danau yang juga berwarna biru, dan perbukitan hijau yang melatari danau tersebut. Keinginan kuat orang tua itu untuk mengisahkan pengalamannya selama merantau dimetaforakan pada pisau lempagi di saku terasa meronta ingin ditikamkan/perantau ingin menulis riwayat selama kembara. Biasanya, kaba bercerita antara lain tentang penderitaan hidup di kampung, perjuangan hidup di rantau, dan nelangsanya hidup di hari tua. Rusli Marzuki Saria juga seorang penulis esai, meskipun jumlah dan publikasinya tidak seperti puisi. Kumpulan Puisi Rusli Marzuki Saria yang telah terbit adalah sebagai berikut. Persoalan agama di dalam puisi Rusli adalah penyerahan diri seorang hamba yang lelah didera oleh berbagai persoalan kehidupan yang pahit dan penuh perjuangan. Syakban. Puisi-puisi Rusli dimuat pula di koran Nyata, Bukittinggi yang memiliki halaman cerpen, sajak, dan esai.
Comments
Post a Comment